Welcome to my blog, enjoy reading.

Minggu, 01 Februari 2009

MELIHAT MATAHARI ‘SABIT’ LEWAT DISKET BEKAS



Kegiatan Open House Gerhana Matahari Parsial (GMP) yang diselenggarakan oleh Klub Astronomi (Kastro) Sirius bekerja sama dengan Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ) di SMAN 89 Jakarta pada Senin (26/1) yang lalu, menyisakan satu hal unik. Adalah kacamata matahari yang terbuat dari disket bekas yang menjadi benda paling mencolok sekaligus ‘aneh’ dalam kegiatan tersebut.

Jika Teman2 datang dalam kegiatan tersebut, maka sudah tentu Teman2 tahu seperti apa benda yang dimaksud. Siapa sangka, disket yang telah tergeser posisinya oleh teknologi Flask Disk di zaman serba canggih ini, ternyata masih dapat kita manfaatkan menjadi barang baru yang berguna.

Ya, salah satu kegiatan Open House GMP ini adalah workshop dimana seluruh peserta bersama-sama membuat kacamata matahari. Berbekal disket, kertas karton yang sudah berpola, gunting, dan double tip yang dibagikan oleh panitia, seluruh peserta dengan penuh semangat membuat kacamata matahari. Meski bentuknya tidak menyerupai kacamata pada umumnya, namun benda ini tetap dapat digunakan untuk melihat seperti biasa, ditambah dengan satu fungsi khusus yaitu sebagai filter untuk melihat matahari secara langsung. Lapisan kertas gelap membuat kacamata ini mampu menyaring cahaya matahari yang ditangkap oleh mata, sehingga tidak menimbulkan efek silau. Akan tetapi, Teman2 harus tetap berhati-hati sebab ada kalanya kita bisa mengalami pusing jika terlalu lama melihat matahari, meskipun dengan kacamata ini.

Saat kegiatan puncak, yakni pengamatan GMP, seluruh peserta langsung berhamburan ke lapangan untuk menyaksikan secara langsung fenomena langka ini. Di awal pengamatan, awan sempat bertahan cukup lama menutupi matahari dan menjadi gangguan tersendiri untuk penggunaan teleskop. Karena itu para peserta pun langsung memanfaatkan kacamata matahari karya mereka masing-masing untuk mengamati matahari secara langsung. Jika dilihat dari atas, tentu saja lapangan SMAN 89 kini telah dipenuhi oleh lebih dari 150 orang yang menggunakan kacamata matahari. Meski selanjutnya awan menghilang dan matahari dapat terlihat jelas melalui tesekop, namun para peserta masih ada yang tetap menggunakan kacamata matahari tersebut dengan berbagai alasan. Ada yang menggunakannya sambil mengantri untuk mengamati matahari melalui teleskop, ada juga yang memang ingin menggunakannya karena menurutnya lebih praktis dan menggunakan kacamata matahari tidak perlu repot mengantri ataupun harus bergantian dengan peserta lain. Now, You wanna try? (RR)

OPEN HOUSE GERHANA MATAHARI PARSIAL


Senin (26/1), para pecinta langit Indonesia dimanjakan oleh sebuah fenomena astronomi yang cukup langka yakni gerhana matahari cincin (GMC). Untuk wilayah Jakarta, kejadian ini hanya terbatas menjadi gerhana matahari parsial (GMP) karena letak ‘tuan rumah’ GMC sebenarnya adalah Lampung. Di Jakarta sendiri, hanya ada dua tempat yang dapat dikunjungi oleh umum untuk melakukan pengamatan, yaitu Planetarium dan SMAN 89 Jakarta.

Pengamatan GMP di SMAN 89 Jakarta diselenggarakan oleh Klub Astronomi (Kastro) Sirius bekerja sama dengan Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ). Selain pengamatan, kegiatan yang dilakukan adalah seminar dan workshop yang berlangsung sejak pukul 09.30 s.d. 15.30 WIB. Karena tempat yang terbatas, maka peserta yang bisa mengikuti kegiatan ini pun juga terbatas. Selain siswa SMAN 89, peserta yang hadir antara lain berasal dari KIR SMA se-Jabodetabek yang tergabung dalam FOSCA (Forum of Scientist Teenagers), Club Astronomi (Castro) SMAN 38 Jakarta, dan Castro SMAN 3 Bogor.

Meski hujan sempat mengguyur di pagi hari, namun kegiatan dapat berjalan tepat waktu, dengan diawali pembukaan oleh Kepala SMAN 89 yang diwakili oleh Bapak Idhami. Kegiatan pun dilanjutkan dengan presentasi profil Kastro Sirius oleh Rahmat dan Seminar dengan judul “Matahari sebagai Bintang” oleh Firdaus (anggota Kastro Sirius yang mendapat medali perunggu OSN Astronomi 2008).

Setelah ishoma selama satu jam, kegiatan kembali dilanjutkan dengan workshop “Kacamata Matahari” dan pemutaran film astronomi hingga pukul 15.30 WIB. Kemudian, acara puncak pun dimulai. Pengamatan GMP di SMAN 89 dilakukan dengan empat buah teleskop, yaitu teleskop hunter, celestron reflektor, celestron refraktor, serta galileoskop pemberian dari Jepang. Sambil menunggu giliran menyaksikan GMP melalui teleskop, banyak peserta melihat fenomena tersebut melalui kacamata matahari yang telah mereka buat sebelumnya saat kegiatan workshop. Para peserta pun dibuat kagum oleh bukti ke-Mahakuasa-an Allah SWT tersebut, dan seolah tanpa mau kehilangan sedetik pun, banyak di antara mereka yang langsung mengabadikan momen langka ini, baik melalui kamera digital ataupun kamera ponsel. Meski beberapa kali awan sempat menutupi penampakan matahari yang terhalang bulan, namun kegiatan pengamatan dapat berjalan dengan lancar, bahkan terbilang sukses! (Acara ini juga diliput oleh RCTI lho!)

Usai pengamatan, seluruh peserta berkumpul untuk foto bersama sebagai acara penutup. Para peserta tampak begitu gembira dan puas. Banyak cerita serta tawa yang menyeruak membuat suasana menjadi riuh. Semua itu dituangkan dalam karton yang sengaja disiapkan oleh panitia untuk goresan tanda tangan dan tulisan kesan pesan para peserta. Salah satu di antaranya berbunyi, “Acaranya bagus, tapi keren!”. (RR)